4 Hal Yang Lebih Penting Daripada Cinta

Hey Guys! Ayo berpikir jernih.
Nyatanya hidup gak kayak drama korea.
Kisah cintanya, gak seunyu yang kamu tonton.
Ngarep langsung baik hati sampai bikin kamu meleleh?

Kok kayak kalimat di iklan sprote ya? Tapi memang hidup ini tidak seperti yang ada pada film atau drama korea, dimana pemainnya hanya disibukkan dengan yang namanya cinta dan bersenang senang saja bersama pasangan. Ada banyak hal dan sisi lain yang harus dijalani. Hidup ini terlalu indah jika hanya digunakan untuk berkecimpung dalam lingkaran jatuh cinta, PDKT, kasmaran, jadian, pacaran, bertengkar, putus dan akhirnya sedih berkepanjangan. Bukan bermaksud mengesampingkan cinta lalu tidak membutuhkan pasangan, namun sebisa mungkin atur porsi mencintai pasangan sewajarnya saja. Yang tidak berlebihan juga tidak berkesan mengesampingkan. Memberi perhatian sewajarnya, bukan mengatur seutuhnya. Cemburu sewajarnya tanpa perlu terlalu posesif dan membatasi seluruh aktivitasnya. Memberi saran sewajarnya tanpa perlu mengambil alih hidupnya. Membiarkan dia bercanda dengan kawan lawan jenis sewajarnya tanpa perlu mencurigainya. 

Kita memiliki pasangan bukan berarti hidup menjadi lebih sempit dengan secara berkala menanyakan sedang apa, sama siapa, dimana dan bla bla bla... Memiliki pasangan, idealnya harus mengubah hidup menjadi lebih tenang, bukan justru sebaliknya. Pasangan yang baik adalah dia yang sanggup untuk diajak berkembang bersama, berjalan bersama (meskipun dengan cara berbeda) dengan tujuan yang sama, saling membantu, mendukung dan menguatkan satu sama lain. Nah, kalau sedang sedih berkepanjangan sebagai akhir dari pertengkaran dan atau memutuskan untuk berpisah, maka jangan terpuruk, menangis, sedih, murung dan mengurung diri di kamar terlalu lama. Jangan menutup diri dari dunia. Karena justru diri yang terpuruk ini akan berangsur-angsur membaik mana kala berinteraksi dengan dunia luar. Ada banyak hal yang harus kita selesaikan. Untuk yang pernah berpikir mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan cara tidak terhormat (bunuh diri, red) maka itu adalah hal yang paling bodoh. Karena sekali lagi, hidup ini tidak melulu soal cinta.

 Salah satu dari sekian banyak yang tidak kalah penting dari cinta adalah:

1. Karir
Sumber: https://targetcareers.co.uk

Usia remaja yang putus cinta kebanyakan adalah usia produktif. Yaitu usia ketika seseorang dianggap dapat berproduksi atau menghasilkan sesuatu. Kalau putus asa karena bertengkar dengan pasangan, ada baiknya tidak terlalu diambil pusing. Karena selain bisa mengganggu psikologis putus cinta juga akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas kerja seseorang.

2. Pendidikan
Sumber: https://www.cmich.edu

Bagi pelajar dan mahasiswa, bertengkar dengan pasangan adalah hal yang lazim. Apalagi bila kedua sejoli yang saling jatuh cinta adalah orang orang yang masih labil dan belum terlalu mahir mengendalikan emosi. Hal sepele akan menjadi besar (misal nge-love instagram mantan) dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas belajar sesorang menjadi lebih buruk. Untuk itu, seburuk apapun kondisi hubungan asmara bersama pasangan ada baiknya untuk tetap memprioritaskan pendidikan.

3. Mengutamakan keluarga dan teman

Terkadang, memiliki pasangan akan menyebabkan hubungan dengan keluarga dan teman menjadi lebih jauh dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena kita akan lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan pasangan di bandingkan dengan keluarga dan teman. Ketika bersengketa dengan pasangan, justru keluarga dan teman-lah yang menjadi tempat pelarian kita. Untuk itu, ketika sedang baik-baik dengan pasangan ada baiknya kita tidak menyepelekan keberadaan keluarga dan teman karena justru mereka lah yang akan mendengarkan cerita dan menampung kesedihan kita.

4. Upgrade diri
Sumber: https://www.howtogeek.com

Bertengkar dengan pasangan pada hakikatnya tidak selalu merugikan. Dibalik itu semua, terselip pelajaran berharga. Diantaranya adalah kita menjadi tau seberapa dewasa pasangan saat menghadapi masalah, seberapa tangguh dan kuat dalam mempertahankan komitmen dan seberapa sabar dia menghadapi sifat labil kita. Pertengkaran juga mengajarkan kita banyak hal untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena, ketika bertengkar biasanya kita akan lebih terbuka mengenai keburukan dan kekurangan si dia sehingga dia pun bisa menjadikan pertengkaran sebagai momen untuk intropeksi diri.

Kalaupun keputusan yang diambil adalah mengakhiri hubungan, maka pastikan pasangan mengetahui alasan logis dibalik pengambilan keputusan itu. Jika hubungan tersebut malah membuat kualitas hidup menurun maka wajib kamu akhiri saja. Masing-masing juga harus berani mengambil konsekuensi berupa berdamai dengan keadaan dan bersiap menjalani aktivitas tanpa pesan manis dari pasangan. Tapi sebelum mengakhiri hubungan, ada baiknya di pertimbangkan dan dibicarakan dengan pasangan terlebih dahulu pada saat emosi kedua belah pihak sama sama stabil. Agar dikemudian hari tidak terjadi penyesalan yang berlarut larut.⁠⁠⁠⁠

Comments